Thursday, April 19, 2007

ubudiyahku

mu (seharusnya dengan m besar)

aku mulai cerita dengan menghitung rambut-mu yang rontok,
memikirkan abad dibilang memabukkan,
apalagi segelas kopiku pahit sekali. wah!
gempita lampu-lampu, gempita gugup cahaya senja.

akulah engkau-mu, lelaki yang kau benci,
menampar matahari-mu melagu puisi,
maaf, wajah-mu aku sobek dengan murtad,
meragukan kitab-mu, padahal aku sungguh-sungguh.



mu (seharusnya dengan m besar)

hingga pada suatu malam, aku menolak-mu!
Sebab berserak rumah-mu. Muak aku!
Megah, membiarkan terbuka semua imaji.

Mu! (bagaimana aku menyebutmu)
Aku terantuk sepi, tepat
Di mata

Mu!


mu (seharusnya dengan m besar)

seperti aku sebut nama-mu dalam mabuk,
“kau seperti tuhan!” igauku


mu (seharusnya dengan m besar)

diamput! Aku menggigil mencari-mu,
di tengah bulan, puncak-puncak langit,
: kebingungan!

Diamput! Aku malaria mencari-mu,
Di pojok restoran, tengah-tengah kota,
: kesakitan!

Diamput! Aku mabuk mencarimu,
Di segelas kopi pahit, beberapa batang rokok,
: dan ketemu!

(ha…ha…ha…ha)

mu (seharusnya dengan m besar)

agar tak layu daun-daun itu, siramilah!
Berlaksa raka’at menghabiskan keringatku,

Aku bosan memanggil nama-mu dengan raka’at,
Akulah engkau-mu yang murtad (demikian kau bunuh imanku)

Lautan tauhid!
Aku akan datang!
Menyumpal segala-mu yang tabir,
Sebab aku adalah

Mu!

mu (seharusnya dengan m besar)

Tiba-tiba kau kalungi aku
Dengan senggama sempurna,
: surga

aku tak percaya!

Tak pernah aku temukan kamus untuk kosa itu.

No comments: